Assalamualaikum wr.wb. dan Salam Satu Jiwa

Selamat datang diblog kami, disini kita akan bertukar pikiran tentang pengetahuan. Karena ilmu merupakan sesuatu yang berguna bagi kehidupan kita, dengan ilmu kita juga akan lebih mudah tahu tentang sesuatu yang sebelumnya tidak kita ketahui. Maka berbagi ilmulah untuk semua orang.

Rabu, 16 Juni 2010

Tes Ukur Kuat Beton

Percobaan ini bertujuan untuk menentukan kekuatan tekan beton berbentuk kubus dan silinder dibuat dan dirawat (cured) di laboratorium. Kekuatan tekan beton adalah beban persatuan luas yang menyebabkan beton hancur.
PERALATAN
Mesin penguji tekanan beton.
PROSEDUR PENGUJIAN
1. Ambil benda uji yang akan ditentukan kekutan tekanan dari bak perendam, kemudian bersihkan dari kotoran yang menempel dengan kain pelembab.
2. Tentukan berat dan ukuran benda uji.
3. Letakkan benda uji pada mesin secara sentries.
4. Jalankan benda uji atau mesin tekan dengan penambahan beban konstan berdasar 2 sampai 4 kg/cm2 per detik.
5. Lakukan pembebanan sampai benda uji menjadi hancur dan catatlah beban maksimum yang terjadi selama pemeriksaan benda uji.

PERHITUNGAN

Kekuatan tekan beton = P/A (kg/cm2)
Dimana :
P = Beban maksimum (kg)
A = Luas penampang benda uji (cm2)
. tes kuat tekan beton
Untuk Download file ini beserta hasil hitungan percobaan dalam bentuk Microsoft word 2003 bisa klik dibawah:

http://www.ziddu.com/download/7748183/ANALISISKEKUATANTEKANBETONKARAKTERISTIK.doc.html

Tes Liquid Limit / Batas Cair

Tes batas cair tanah ( liquid limit )  ini dimaksudkan untuk menentukan kadar air suatu tanah pada keadaan batas cair.
Batas cair ialah kadar air batas dimana suatu tanah berobah dari keaadan cair menjadi keadaan plastis.
Peralatan yang diperlukan untuk melaksanakan tes batas cair ( liquid limit ) tanah adalah: :-)
a.  Alat batas cair standard.
b.  Alat pembuat alur ( grooving tool ).
c.  Sendok dempul ( Spatula ).
d.  Pelat kaca 45 x 45 x 0,9 cm.
e.  Neraca denganketelitian 0,01 gram.
f.  Cawan kadar air minimal 4 buah.
g.  Spatula dengan panjang 12,5 cm.
h.  Botol tempat air suling.
i. Air suling.
j. Oven yang dilengkapi dengan pengukur suhu untuk memanasi sampai
( 110 ± 5 )º C.
Benda uji yang yang perlu dipersiapkan sebelum pelaksanaan tes batas cair tanah adalah: :-)
Benda uji berupa tanah dapat dipersiapkan dengan carasebagai  seperti berikut:
a.  Jenis – jenis tanah yang tidak mengandung batu dan hamper semua butirannya lebih halus dari saringan 0,42 mm . Dalam hal ini benda uji tidak perlu dikeringkan dan tidak perlu disaring dengan saringan 0,42 mm .
b. Jenis – jenis tanah yang mengandung batu, atau mengandung banyak butiran yang lebih kasar dari saringan 0,42 mm. Keringkan cotoh diudara sampai bias disaring. Ambil benda uji yang lewat saringan ,42 mm.
Cara melakukan Tes batas cair ( liquid limit ) adalah :
a.  Letakkan 100 gram benda uji yang sudah dipersiapkan didalm pelat kaca pengaduk.
b. Dengan menggunakan spatula, aduklah benda uji tersebut dengan menambah air suling sedikit demi sedikit, sampai homogen.
c.  Setelah contoh menjadi campuran yang merata, ambil sebagian benda uji ini dan diletakkan diatas mangkok alat batas cair, ratakan permukaan sedemikian sehingga sejajar dengan dasar alat, bagian yang paling tebal harus ± 1 cm.
d.  Buatlah alur dengan jalanmembagi dua benda uji dalam mangkok itu, dengan menggunakan alat pembuat alur ( grooving tool ) melalui garis tengah pemegang mangkok dan simetris. Pada waktu membuat alur ( grooving tool ) tegak lurus permukaan mangkok.
e.  Putarlah alat edemikian, sehingga mangkok naik / jatuh dengan kecepatan 2 putaran per detik. Pemutaran ini dilakukan terus sampai dasar alur benda uji bersinggungan sepanjang kira – kira 1,25 cm dan catat jumlah pukulannya pada waktu bersinggungan.
f.   Ulang ( c ) sampai dengan ( e ) beberapa kali sampai diperoleh jumlah pukulan yang sama, hal ini dimaksudkan untuk meyakinkan apakah pengadukan contoh sudah betul – betul merata kadar airnya. Jika ternyata pada 3 kali percobaan telah diperoleh jumlah pukulan ± sama, maka ambillah benda uji langsung dari mangkok pada alur, kemudian masukkan kedalam cawan yang telah dipersiapkan. Maka periksalah kadar airnya.
g.  Kembalikan benda uji keatas kaca pengaduk, dan mangkok alat batas cair bersihkan. Benda uji diaduk kembali dengan merobah kadar airnya. Kemudian ulangi langkah ( b ) sampai ( f ) minimal 3 kali berturut – turut dengan variasi kadar air yang berbeda, sehingga akan diperoleh perbedaan jumlah pukulan sebesar 8 – 10.
. Perhitungan batas cair ( liquid limit ) tanah :-)
Hasil hasil yang diperoleh berupa jumlah pukulan dan kadar air yang bersangkutan kemudian digambarkan dalam bentuk grafik. Jumlah pukulan sebagai sumbu mendatar dengan skala logaritma, sedang besarnya kadar air sebagai sumbu tegak dengan skala biasa.
Buatlah garis lurus melalui titik titik itu. Jika ternyata titik – titik yang diperoleh tidak terletak pada suatu garis lurus, maka buatlah garis lurus melalui titik berat titik –titik tersebut. Tentukan besarnya kadar air pada jumlah pukulan 25 dan kadar air inilah yang merupakan batas cair ( liquid limit ) dari benda uji tersebut.
Hal – hal yang sebaiknya diperhatikan dalam melaksanakan tes batas cair ( liquid limit ) tanah :  :-)
a. Alat – alat yang dipakai harus diperiksa dulu sebelum dipakai dan harus dalam keadaan bersih dan kering.
  • Periksa tinggi jatuh mangkok alat batas cair apakah sudah tepat 1,0 cm mangkok ini harus bersih, kering dan tidak goyang.
  • Alat pembuat alur harus bersih , kering dan tidak aus.
  • Cawan kadar air yang akan dipakai diberi tanda kemudian ditimbang untuk menentukan beratnya.
b.  Beberapa jenis lempung akan mengalami kesulitan untuk diaduk dan kadang – kadang jika terlalu banyak atau lama pengadukkannya akan berobah sifat. Agar pengadukkan dapat dilakukan dengan lebih mudah dan lebih cepat,maka adukan disimpan dulu dan disimpan dulu dan ditutup rapat dengan kain basah atau contoh yang telah disiapkan direndam dulu selama 24 jam.
c.  Beberapa jenis lempung menunjukkan bahwa pada waktu pemukulan ternyata bersinggungan alur disebabkan karena kedua bagian massa tanah diatas mangkok bergeser terhadap permukaan mangkok, sehingga jumlah pukulan yang didapat lebih kecil. Jumlah pukulan yang betul adalh jika proses berimpitnya dasar alur disebabkan massa tanah seolah – olah mengalir dan bukan karena bergeser. Karena terjadi pergeseran, maka percobaan harus diulangi beberapa kali dengan kadar air berbeda, dan kalau masih terjadi pergeseran ini maka harga batas cair ini tidak dapat diperoleh.
d.  Srlama berlangsungnya percobaan pada kadar air tertentu, benda uji tidak boleh dibiarkan mengering atau terjadi perubahan kadar air.
e.  Untuk memperoleh hasil yang teliti, maka jumlah pukulan diambil antara 40 – 30, 30 – 20, 20 – 10, sehingga akan diperoleh 3 titik.
f.  Alat pembuat alur Casagrande dipergunakan untuk tanah kohesive. Alat pembuat alur ASTM untuk tanah yang kepasiran.

Cara Mengetahui Berat Jenis Tanah

Berat jenis tanah adalah perbandingan antara berat butir tanah dan berat air suling dengan isi yang sama pada suhu tertentu. berat jenis tanah diperlukan untuk merencanakan konstruksi bangunan yang kekuatanya dipengaruhi oleh berat jenis tanah. :-)
Untuk melakukan tes berat jenis tanah diperlukan alat – alat antara lain :
  • Piknometer dengan kapasitas minimum 100 ml atau botol ukur dengan kapasitas minimum 50 ml.
  • Desikator
  • Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai ( 110 ± 5 ) º C.
  • Neraca dengan ketelitian 0,01 gram.
  • Termometer ukuran 0º – 50ºC dengan ketelitian pembacaan 1ºC
  • Saringan  dan penadahnya.
  • Botol berisi air suling.
  • Bak perendam.
  • Pompa hampa udara ( vacuum, 1 – 1 ½ PK ) atau tungku listrik ( Kookplaat ).
Benda uji berupa tanah juga harus dipersiapkan untuk di lakukan tes berat jenisnya.
Sebelumnya Keringkan benda uji tanah terlebih dahulu dalam oven pembuat roti :-) pada suhu 105 – 110ºC dan dinginkan sesudah itu dalam desikator.
dan satu  benda uji tanah lagi dalam keaadaan tidak dikeringkan.
. Cara melaksanakan tes berat jenis tanah sebagai berikut: :-)
a. Cuci piknometer dengan air suling dan keringkan. Timbang piknometer dan tutupnya dengan ketelitian 0,01 gram ( W1 ).
b. Masukkan benda uji kedalam piknometer dan timbang bersama tutupnya dengan ketelitian 0,01 gram ( W2 ).
c. Tambahkan air suling sehingga piknometer terisi dua pertiga. Untuk bahan yang mengandung lempung diamkan benda uji terendam selama paling sedikit 24 jam.
d. Didihkan isi piknometer dengan hati – hati selama minimal 10 menit, dan miringkan botol – botol sekali –sekali untuk mempercepat pengeluaran udara yang tersekap.
e. saat mempergunakan pompa vacum tekanan udara didalam piknometer atau botol ukur tidak boleh dibawah 100 mm Hg. Kemudian isilah piknometer dengan air suling dan biarkan piknometer beserta isinya untuk mencapai suhu konstrat didalam bejana air atau dalam kamar. Sesudah suhu konstrat tambahkan air suling seperlunya sampai tanda batas atau sampai jenuh.Tutuplah piknometer, keringkan bagian luarnya dan timbang dengan ketelitian 0,01 gram ( W3 ). Ukur suhu dari isi piknometer dengan ketelitian 1ºC.
f. Bila isi piknometer belum diketahui maka tentukan isinya sebagai berikut. Kosongkan piknometer dan bersihkan. Isi piknometer dengan air suling yang suhunya sama dengan suhu pada c dengan ketelitian 1ºC dan pasang tutupnya. Keringkan bagian luarnya dan timbang dengan ketelitian 0,01 gram dan dikoreksi terhadap suhu, ( W4 ).
g. Pemeriksaan dilakukan ganda ( duplo ) dengan sampel benda uji lain.
Setelah proses tes berat jenis tanah selesai, berikutnya kita menghitung berat jenis tanah dengan rumus sebagai berikut :
Gs = ( W2 – W1 ) / ( ( w4 – w1 ) – ( W3 – W2 ) )
Gs = Berat jenis tanah
W1 = berat piknometer ( gram ).
W2 = berat piknometer dan bahan kering ( gram ).
W3 = berat piknometer, bahan dan air ( gram ).
W4 = berat piknometer dan air ( gram ).
Apabila hasil kedua pemeriksaan berbeda lebih dari 0,03 pemeriksaan harus diulang. :-)
setelah selesai melakukan percobaan yang benar, dan mengulang – ngulang lagi ,  langkah terakhir adalah menentukan rata – rata hasil percobaan tersebut. :-)

Tes Compaction/Kepadatan Tanah

Compaction tes Tanah ini dilakukan untuk menentukan hubungan antara kadar air dan kepadatan tanah dengan memadatkandi dalam cetakan silinder berukuran tertentu dengan mengunakan alat penumbuk 2,5 kg (5,5 lbs) dan tinggi jatuh 30 cm ( 12” )
Pemeriksaan kepadatan standar dalpat dilakukan dengan 4 (empat) cara sebagai berikut :
Cara A : cetakan diameter 102 mm (4”) beban lewat saringan 4,75 mm (no.4)
Cara B : cetakan diameter 152 mm (6”) beban lewat saringan 4,75 mm (no.4)
Cara C : cetakan diameter 102 mm (4”) beban lewat saringan 19 mm (3/4”)
Cara D : cetakan diameter 102 mm (4”) beban lewat saringan 19 mm (3/4”)
PERALATAN UNTUK COMPACTION TEST ADALAH
  • Cetakan diameter 102 mm (4”) kapasitas 0,000943 atau kurang lebih 0,00003 m3 dengan diameter dalam 101,6 mm, tinggi 116,43 kurang lebih 0,1270 mm.
  • Cetakan diameter 152 mm, kapasitas 0,00124 kurang lebih 0,000021 m3, dengan diameter dalam 152,4 kurang lebih 0,660 mm, tinggi 116,43 kurang lebih 0,1270 mm. cetakan harus dari logam yang mempunyai dinding teguh dan dibuat sesuai dengan ukuran di atas. Cetakan harus dilengkapi dengan leher sambung dibuat dari bahan yang sama, dengan tingi ± 60 mm. yang dipasang kuat tetapi bisa dilepaskan .
  • Catakan cetakan yang sudah dipergunakan beberapa lama sehingga tidak memnuhi syarat toleransi di atas masih dapat di pergunakan bila toleransi tersebut tidak melampaui lebih dari 50%.
  • Alat tumbuk tangan dari logam yang mempunyai permukaan tumbuk rata diameter 50,8 ± 0,127 mm (2,00” ± 0,005”) berat selubung yang bisa mengatur tinggi jatuh secara bebas setinggi 304,8 ± 1,524 mm (12,00” ± 0,06”).
Selubung harus sedikitnya mempunyai 2 @ 4 buah lubang udara yang berdiameter tidak lebih kecil dari 9,5 mm (3/8”) dengan poros tegak lurus satu sama lain berjarak 19mm dari kedua ujung. Selubung harus cukup longgar sehingga batang penumbuk dapat jatuh bebas tidak terganggu.
  • Dapat juga dipergunakan alat tumbuk mekanis, dari logam yang dilengkapi alat pengontrol tinggi jatuh bebas 304,8 ± 1,524 mm (12,00” ± 0,06”). Dan dapat membagi bagi tumbukan secara merata di atas permukaan.
Alat penumbuk harus mempunyai permukaan tumbuk yang rata berdiameter 50,8 ± 0,127 mm (2,00” ± 0,005”)  dan berat 2,495 ±  0,009 kg (5,50 ± 0,02 lb).
  • Alat untuk mengeluarkan contoh.
Timbangna kapasitas 11,5 dengan ketelitian 5 gram.
Oven yang dilengkapi pengatur suhu (110)
  • Alat perata dari besi strength edge panjang 2,5 cm salah satu sisi memanjang harus tajam dan sisi lain datar (0,01 % dari panjang)
  • Saringan 5mm (2”), 19mm (3/4”), 4,75mm (no.4)
  • Talam, alat pengaduk, dan sendok.
BENDA UJI UNTUK COMPACTION TEST
Bila contoh tanah yang diterima dari lapangan masih dalam keadaan lembab (damp), keringkan contoh tersebut hingga menjadi gembur. Pengeringan dapat dilakukan di udara atau dengan alat pengering lain dengan suhu tidak lebih dari 60. Kemudian gumpalan gumpalan tanah tersebut ditumbuk tetepi butir aslinya tidak pecah.
Tanah yang gembur disaring dengan saringan 4,75 mm (no.4) untuk cara A dan B, serta saringan19 mm (3/4”) untuk cara C dan D.
Jumlah contoh yang sesuai untuk masing masing cara pemeriksaan adalah sebagai berikut :
Cara A sebanyak 15 kg
Cara B sebanyak 45 kg
Cara C sebanyak 30 kg
Cara D sebanyak 65 kg
Benda uji dibagi menjadi 6 bagian dan tiap tiap bagian dicampur dengan air yang ditentukan dan diaduk sampai merata.
Pemambahan air diatur sehingga didapat benda uji sebagai berikut :
  • Tiga contoh dengan kadar air kira kira di bawah optimum
  • Tiga contoh dengan kadar air kira kira di atas optimum
Perbedaan kadar air dari benda uji masing masing antara 1 s/d 3 %
Masing masing benda uji dimasukkan ke dalam kantong  plastic dan disimpan selama 12 jam atau sampai kadar airnya merata.
CARACOMPACTION TEST PADA TANAH ADALAH
COMPACTION TEST Cara A :
i.            Timbang cetakan diameter 102 mm (4”)  dan keeping alas dengan ketelitian 5 gram  (B1) gram.
ii.            Cetakan leher dan keeping alas dipasang menjadi satu dan ditempatkan pada landasan yang kokoh.
iii.            Ambil salah satu dari keenam contoh diaduk dan dipadatkan dalam cetakan dengan cara sebagai berikut :
Jumlah seluruh tanah yang dipergunakan harus tepat sehingga kelebihan tanah yang diratakan setelah leher lepas tidak lebih dari 0,5 cm.
Pemadatan dilakukan dengan alat penumbuk standar 2,5 kg (5,5 poud) dengan tinggi jatuh 30,5 cm (12”) tanah dipadatkan dalam tiga lapisan dan tiap tiap lapisan dipadatkan dengan 25 tumbukan.
iv.            Potong kelebihan tanah dari bagian keliling leher , dengan pisau dan lepaskan leher sambung.
v.            Pergunakan alat perat untuk meratakan kelebihan tanah sehingga betul betul rata dengan permukaan cetakan.
vi.            Timbang cetakan berisi benda uji beserta keping alas dengan ketelitian 5 gram (B2) gram.
vii.            Keluarkan benda uji tersebut dari cetakan dengan mempergunakan alat pengeluar benda uji (extruder) dan potong sebagian kecil dari benda uji pada keseluruan tingginya untuk pemeriksaan kadar air (w) dari benda uji sesuai dengan PB -0210 – 76.
. COMPACTION TEST Cara B :
i.            Timbang cetakan 152 mm (6”) dan keeping alas dengan ketelitian 5 gram (B1) gram.
ii.            Cetakan, leher dan keeping alas dipasang menjadi satu dan tempatkan pada landasan yang kokoh.
iii.            Ambil salah satu dari keenam contoh, diaduk dan dipadatkan dalam cetakan dengan cara sebagai berikut :
Jumlah seluruh tanah yang dipergunakan harus tepat sehingga kelebihan tanah yang diratakan setelah leher lepas tidak lebih dari 0,5 cm.
Pemadatan dilakukan dengan alat penumbuk standar 2,5 kg (5,5 poud) dengan tinggi jatuh 30,5 cm (12”) tanah dipadatkan dalam tiga lapisan dan tiap tiap lapisan dipadatkan dengan 56 tumbukan.
iv.            Potong kelebihan tanah dari bagian keliling leher , dengan pisau dan lepaskan leher sambung.
v.            Pergunakan alat perat untuk meratakan kelebihan tanah sehingga betul betul rata dengan permukaan cetakan.
vi.            Timbang cetakan berisi benda uji beserta keping alas dengan ketelitian 5 gram (B2) gram.
vii.            Keluarkan benda uji tersebut dari cetakan dengan mempergunakan alat pengeluar benda uji (extruder) dan potong sebagian kecil dari benda uji pada keseluruan tingginya untuk pemeriksaan kadar air (w) dari benda uji sesuai dengan PB -0210 – 76.
COMPACTION TEST Cara  C :
i.            Timbang cetakan diameter 102 mm (4”)  dan keeping alas dengan ketelitian 5 gram  (B1) gram.
ii.            Cetakan leher dan keeping alas dipasang menjadi satu dan ditempatkan pada landasan yang kokoh.
iii.            Ambil salah satu dari keenam contoh diaduk dan dipadatkan dalam cetakan dengan cara sebagai berikut :
Jumlah seluruh tanah yang dipergunakan harus tepat sehingga kelebihan tanah yang diratakan setelah leher lepas tidak lebih dari 0,5 cm.
Pemadatan dilakukan dengan alat penumbuk standar 2,5 kg (5,5 poud) dengan tinggi jatuh 30,5 cm (12”) tanah dipadatkan dalam tiga lapisan dan tiap tiap lapisan dipadatkan dengan 25 tumbukan.
iv.            Potong kelebihan tanah dari bagian keliling leher , dengan pisau dan lepaskan leher sambung.
v.            Pergunakan alat perat untuk meratakan kelebihan tanah sehingga betul betul rata dengan permukaan cetakan.
vi.            Timbang cetakan berisi benda uji beserta keping alas dengan ketelitian 5 gram (B2) gram.
vii.            Keluarkan benda uji tersebut dari cetakan dengan mempergunakan alat pengeluar benda uji (extruder) dan potong sebagian kecil dari benda uji pada keseluruan tingginya untuk pemeriksaan kadar air (w) dari benda uji sesuai dengan PB -0210 – 76.
COMPACTION TEST Cara  D :
i.            Timbang cetakan diameter 102 mm (4”)  dan keeping alas dengan ketelitian 5 gram  (B1) gram.
ii.            Cetakan leher dan keeping alas dipasang menjadi satu dan ditempatkan pada landasan yang kokoh.
iii.            Ambil salah satu dari keenam contoh diaduk dan dipadatkan dalam cetakan dengan cara sebagai berikut :
Jumlah seluruh tanah yang dipergunakan harus tepat sehingga kelebihan tanah yang diratakan setelah leher lepas tidak lebih dari 0,5 cm.
Pemadatan dilakukan dengan alat penumbuk standar 2,5 kg (5,5 poud) dengan tinggi jatuh 30,5 cm (12”) tanah dipadatkan dalam tiga lapisan dan tiap tiap lapisan dipadatkan dengan 56 tumbukan.
iv.            Potong kelebihan tanah dari bagian keliling leher , dengan pisau dan lepaskan leher sambung.
v.            Pergunakan alat perat untuk meratakan kelebihan tanah sehingga betul betul rata dengan permukaan cetakan.
vi.            Timbang cetakan berisi benda uji beserta keping alas dengan ketelitian 5 gram (B2) gram.
vii.            Keluarkan benda uji tersebut dari cetakan dengan mempergunakan alat pengeluar benda uji (extruder) dan potong sebagian kecil dari benda uji pada keseluruan tingginya untuk pemeriksaan kadar air (w) dari benda uji sesuai dengan PB -0210 – 76.
RUMUS PERHITUNGAN COMPACTION TEST
  1. Hitung berat isi tanah dengan mempergunakan rumus berikut :

  1. Berat isi kering tanah  dengan mempergunakan rumus berikut :

Tes sand cone

Tes sand cone pada tanah dilakukan untuk menentukan kepadatan di tempat dari lapisan tanah atau perkerasan yang telah dipadatkan.
Alat yang diuraikan disini hanya terbatas untuk tanah yang mengandung butiran kasar tidak lebih dari 5 cm.
Kepadatan lapangan ialah berat kering persatuan isi.
PERALATAN YANG DIGUNAKAN UNTUK TES SAND CONE ADALAH
  1. Botol transpasan untuk tempat pasir dengan isi lebih kurang 4 liter.
  2. Corong kalibrasi pasir dengan diameter 16,51 cm.
  3. Plat untuk corong pasir ukuran 30,48 cm x 30,48 cm dengan lubang bergaris tengah 16,51 cm.
  4. Peralatan kecil yaitu  :
  5. Palu, sendok, kuas, pahat,,dan peralatan untuk mencari kadar air.
  6. Satu buah timbangan dengan kapasitas 10 kg ketelitian sampai 1,0 gram.
  7. Satu buah timbangan kapasitas 500 gram ketelitian sampai 0,1 gram.
  8. Pasir :
Pasir bersih keras, kering dan bisa mengalir bebas tidak mengandung bahan pengikat dan bergradasi lewat saringan no.10 (2 mm) dan tertahan pada saringan no.200 (0,075 mm)
CARA TEST SAND CONE ADALAH
  1. Menentukan isi botol
  2. Timbanglah alat (botol + corong =  gram)
  3. Letakkan alat dengan botl di bawah , bukalah kran dan isi dengan air jernih sampai penuh di atas kran. Tutuplah kran dan bersihkan kelebihan air.
  4. Timbanglah yang terisi air  ( gram). Berat air = isi botol pasir .
  5. Lakukan langkah ii dan iii sebanyak tiga kali dan ambil harga rata-rata dari ketiga hasil. Perbedaan masing-masing  pengukuran tidak boleh lebih dari 3 cm3 .
  6. Menentukan berat isi pasir
  7. Letakkan alat dengan botol di bawah pada dasar yang rata tutup  kran isi corong pelan-pelan dengan pasir.
  8. Bukalah kran isi botol sampai penuh dan dijaga agar selama pengisian corong selalu paling sedikit setengahnya.
  9. Tutup kran bersihkan kelebihan pasir di atas kran dan timbanglah (w3 gram)
  10. Menentukan berat pasir dalam corong  :
  11. Isi botol pelan pelan dengan pasir dengan pasir secukupnya dan timbang () gram.
  12. Letakkan alat dengan corong di bawah pada plat corong , pada dasar yang rata dan bersih.
  13. Bukalah kran pelan-pelan sampai pasir berhenti mengalir .
  14. Tutup kran dan timbanglah alat berisi sisa pasir () gram.
  15. Hitunglah berat pasir dalam corong  (). gram.
  16. Menentukan berat isi tanah :
  17. Isi botol dengan pasir secukupnya
  18. Ratakan permukaan tanah yang akan diperiksa. Letakkan plat corong pada permukaan yang telah rata tersebut dan kokohkan dengan paku pada keempat sisinya.
  19. Galilah lubang sedalam minimal 10 cm (tidak melampaui tebal hamparan padat)
  20. Seluruh tanah hasil galian di masukkan ke dalam kaleng yang tertutup dan telah diketahui beratnya () lalu timbang kaleng beserta tanah ().
  21. Timbang alat dengan pasir di dalamnya ().
  22. Letakkan alat pada tempat ke ii , corong ke bawah di atas plat corong dan buka kran pelan-pelan  sehingga pasir masuk ke dalam lubang.
  23. Setelah pasir berhenti mengalir kran ditutup kembali dan timbang alat  dengan sisa pasir ( gram).
  24. Ambil tanah sedikit dari kaleng untuk penentuan kadar air  w %
PERHITUNGAN TES SAND CONE SEBAGAI BERIKUT
Isi botol = berat isi = ( W2 – W1 )  cm3
Berat isi pasir  = (Wa-W1)/(W2-W1)  gram
Berat pasir dalam corong  =  (w4-w5) gram.
Berat isi pasir dalam lubang = (w6-w7)-(w4-w5)   gram.
Isi lubang  =   (w10 / p) x Ve cm3
Berat tanah = ( W8 – w9 )  gram
Berat isi tanah = (w8-w9)/we     =  gram/cm3.
Berat isi kering tanah                          =

Derajat kepadatan di lapangan           =

Selasa, 15 Juni 2010

Cara Menggambar Menggunakan Autochad

cara menggambar dengan autocad itu mudah, kelebihan menggambar dengan autocad dibanding secara manual menggunakan rapido atau pensil adalah:

  • menggambar dengan autocad biayanya lebih murah
  • suatu saat ada revisi kita tidak perlu menggambar ulang
  • lebih mudah untuk memodelkan desain yang menarik
  • hasilnya lebih rapi dibanding manual
  • tidak membutuhkan banyak tempat.

perlu diketahui sebelumnya bahwa autocad menggunakan koordinat X, Y. x kanan adalah positif, Xkiri adalah negatif, Y atas adalah positif, Y bawah adalah negatif

letak commad ada dibawah sebelah kiri

dibawah ini adalah sebagian cara menggambar bentuk dengan autocad

cara menggambar garis dengan autocad

cara 1

  • pada command ketik ” LINE ” atau bisa disingkat ” L” tanpa tanda kutip
  • kemudian enter
  • klik titik awal garis yang mau dibuat
  • arahkan mouse sesuai arah garis
  • ketik : panjang garis
  • enter
  • selesai

cara 2

  • pada command ketik ” LINE ” atau bisa disingkat ” L” tanpa tanda kutip
  • kemudian enter
  • klik titik awal garis yang mau dibuat
  • ketik “@panjang garis
  • enter
  • selesai

cara 3

  • pada command ketik “line ” atau bisa disingkat “L” tanpa tanda kutip
  • kemudian enter
  • klik titik awal gris yang mau dibuat
  • klik titik akhir garis yang mau dibuat
  • enter
  • selesai

cara menggambar segi empat dengan autocad

  • pada command ketik ” RECTANGLE ” atau bisa disingkat ” REC” tanpa tanda kutip
  • kemudian enter
  • klik titik awal segi empat yang mau dibuat
  • ketik “@panjang arah x,panjang arah y” contohnya @100,200 untuk arah ke bawah sunbu y bisa diganti -200, dan untuk arah kekiri sumbu x bisa di ganti -100
.
  • enter
  • selesai

cara menggambar lingkaran dengan autocad

  • Pada commang ketik ” circle” atau bisa disingkat “C” tanpa tanda kutip
  • kemudian enter
  • klik letak titik pusat lingkaran
  • ketik diameter lingkaran
  • enter
  • selesai

cara merubah gambar 2 dimensi menjadi 3 dimensi

  • pada command ketik “extrude” atau bisa disingkat ” EXT” tanpa tanda kutip.
  • klik object yang akan diberi ketinggian
  • ketik tinggi object
  • selesai

cara menghapus object pada autocad

  • pada command ketik “erase” atau bisa disingkat “E” tanpa tanda kutip
  • klik object yang akan dihapus
  • enter
  • selesai

cara memindahkan object pada autocad

  • pada command dibawah ketik “move” atau bisa disingkat “m” tanpa tanda kutip
  • klik benda yang akan di pindah
  • klik titik pada object
  • klik tempat dimana object mau dipindahkan
  • enter
  • selesai

cara menggandakan object pada autocad

  • pada command ketik “copy” atau bisa disingkat “co” atau “cp” tanpa tanda kutip
  • klik object yang mau di copy
  • klik tempat dimana object hasil copyan mau diletakan
  • enter
  • selesai

Cara pengawetan kayu bahan bangunan

teknik sipilJune 4th, 2010 |

Sebuah konstruksi kayu yang kokoh perlu dihitung secara teliti dalam perencanaanya agar dapat diketahui dimensi kayu yang kuat serta ekonomis, struktur kayu yang kuat belum tentu bertahan lama jika tidak dilakukan pengawetan kayu sebelum dipasang maupun masa perawatan, hal ini tentu dapat menyebabkan pengeluaran biaya ganda untuk sebuah bagunan, berikut ini beberapa cara pengawetan kayu yang mungkin bisa dilakukan.

cara pengawetan kayu adalah:


Pengawetan kayu dengan Cara Pemulasan dan penyemprotan

Cara pengawetan yang paling sederhana dan menghasilkan pengawetan yang kurang baik karena van pengawet yang masuk dan diam pada kayu hanya sedikit serta van pengawet mudah luntur. Keuntungannya hádala : alat yang digunakan sederhana, mudah penggunaannya dan murah. Dianjurkan hanya dipakai sementara, serangan perusak kayu tidak ganas dan untuk pengawetan kayu yang sudah terpasang. Contohnya memberi lapisan cat pada kayu, melabur kayu dengan ter, dll.

Pengawetan kayu dengan Cara Rendaman

Kayu direndam dalam bak larutan bahan pengawet yang telah ditentukan kepekatannya selama beberapa hari. Kayu harus terendam semua.

Ada tiga cara pengawetan dengan rendaman, yaitu : rendaman dingin, rendaman panas dan rendaman panas-dingin.

Bahan pengawet yang digunakan berupa garam.

Keuntungannya : Penetrasi dan retensi van pengawet lebih banyak, kayu dalam jumlah banyak dapat diawetkan bersama, larutan dapat digunakan berulangkali.

Adapun keruguian pengawetan kayu dengan cara rendaman adalah :waktunya lama terutama rendaman dingin, peralatannya mudah kena karat, pada proses rendaman panas kayu dapat terbakar dan kayu basah sulit diawetkan dengan cara ini.

Pengawetan kayu dengan Cara Tekanan dan vakum (cara modern)

Keuntungannya : penetrasi dan retensi bahan pengawet tinggi sekali, waktunya singkat dan dapat mengawetkan kayu basah atau kering.

Kerugiannya adalah : biayanya mahal, perlu ketelitian tinggi dan hanya digunakan untuk perusahaan komersiil.

Menurut cara kerjanya, proses ini dibagi menjadi :

  1. Proses sel penuh, dimana pada proses ini bahan pengawet mengisi seluruh lumen sel kayu. Metode sel penuh ada 2 cara yaitu metode bethel dan Bernett.
  2. Proses sel kosong, yaitu bahan pengawet hanya mengisi ruang antar sel kayu. Ada dua cara yaitu cara Rueping, menggunakan tekanan awal 4 atmosphere dinaikkan sampai dengan 8 atm. Cara kedua yaitu cara Lawry menggunakan tekanan awal 7 atm.

Urutan cara kerja proses sel penuh, yaitu :

  1. Kayu dimasukkan ke dalam tangki tertutup rapat.
  2. Dilakukan pengisapan udara (vakum) dalam tangki dengan tekanan 60 cm/Hg ± 90 menit.
  1. Sambil divakum, bahan pengawet dimasukkan ke tangki sampai penuh.
  2. Setelah tangki penuh, vakum dihentikan diganti dengan proses tekanan ± 8 – 15 atmosphere ± 2 jam
  1. Tekanan dihentikan, bahan pengawet dikeluarkan
  2. Dilakukan vakum terakhir ± 40 cm/Hg ± 10 menit untuk membersihkan permukaan kayu dari bahan pengawet.

Urutan cara verja proses sel kosong :

  1. Kayu dimasukkan ke tangki tertutup rapat.
  2. Langsung diberi tekanan ke dalam tangki ± 4 atmosphere ± 10 – 20 menit.
  3. Bahan pengawet dimasukkan ke dalam tangki sampai penuh.
  4. Tekanan ditingkatkan sampai 7-8 atmosphere selama 2 jam.
  5. Tekanan dihentikan, bahan pengawet dikeluarkan
  6. Dilakukan vakum terakhir ± 60 cm/Hg ± 10 menit untuk membersihkan permukaan kayu dari bahan pengawet.